Selasa, 01 September 2015

Laporan Praktek Mekanik (Instalasi Listrik)

DAFTAR ISI

Daftar Isi ........................................................................................................  1
Kata Pengantar ..............................................................................................  3
BAB I             PENDAHULUAN .................................................................  4
1.1 Latar Belakang ...................................................................  4
1.2 Batasan Masalah ................................................................  5
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................  5
1.4 Metode Penulisan ..............................................................  5
1.5 Sistematika Penulisan ........................................................  6
BAB II           TINJAUAN UMUM ..............................................................  7
2.1 Sejarah Singkat Politeknik Negeri Jakarta .........................  7
2.2 Visi dan Misi ......................................................................  8
2.3 Tujuan ................................................................................  8
BAB III          LANDASAN TEORI ............................................................  9
3.1 Ragum ................................................................................  9
3.2 Kikir ...................................................................................  12
3.3 Gergaji................................................................................ 19
3.4 Penitik ................................................................................  21
3.5 Batang Penggores ..............................................................  23
3.6 Vernier Height Gauge ........................................................  25
3.7 Meja Perata ........................................................................  28
3.8 Jangka Penggores ...............................................................  28
3.9 Palu ....................................................................................  30
3.10 Mesin Bor ........................................................................  31
3.11 Taping ..............................................................................  36
3.12 Mistar Baja .......................................................................  37
3.13 Jangka Sorong ..................................................................  37
BAB IV          ANALISA DAN PEMBAHASAN ......................................  38
4.1 Menggambar, Menitik, dan Menggores Plat ......................  38
4.2 Menggergaji dan Mengikir Plat .........................................  39
4.3 Mengebor dan Mengetap ...................................................  40
BAB V           PENUTUP ..............................................................................  41
5.1 Kesimpulan ........................................................................  41
5.2 Saran ..................................................................................  41
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 42















KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan segala puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah memberikan kasih dan rahmat-Nya sehingga penulisan Laporan Bengkel Listrik semester 1 mekanik ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Adapun penulisan ilmiah ini disusun untuk melengkapi sebagian syarat dalam mencapai nilai Ujian Akhir Semester.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan ini kepada :

1.       Bapak Silo Wardono, M.ST
2.       Bapak Entis Sutisna
3.       Rekan-rekan yang telah ikut menyumbangkan ide, gagasan dan motivasi kepada penulis selama penulisan yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan ini, baik dalam segi materi, teknis maupun penyajian bahannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan penulisan ini. Akhir kata penulis berharap semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

                                                                                                                         
Depok, Desember 2013



                                                                                                             Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
      Kegiatan praktikum bengkel mekanik merupakan suatu praktikum yang sangat penting untuk para mahasiswa di semester satu ini. Di dalam bengkel mekanik ini, mahasiswa diperkenalkan kepada seluk-beluk mekanik, kemudian mahasiswa juga dapat memperagakan, menggunakan, serta mengaplikasikan peralatan kerja secara langsung sesuai dengan fungsinya, yang digunakan untuk menghasilkan benda kerja yang diinginkan.
      Di dalam kegiatan mata kuliah bengkel mekanik pada semester satu ini, mahasiswa diperkenalkan kepada peraturan-peraturan di dalam bengkel. Peraturan melingkupi tata letak alat/benda kerja, serta pengenalan fungsi alat/benda kerja yang biasa digunakan. Selain itu, mahasiswa melakukan kegiatan praktik kerja untuk mendapatkan keahlian, pada bengkel mekanik mulai dari pengukuran dengan menggunakan jangka sorong (Vernier Coliper), penitikkan dan penggoresan benda kerja berupa plat, latihan menggergaji dan latihan mengikir plat tersebut, kemudian plat tersebut  dibor dan ditap, hal tersebut dilakukan dengan baik, benar dan rapi serta sesuai dengan job sheet dan pengarahan  yang telah diberikan oleh instruktur.
      Hal ini bermanfaat untuk menambah wawasan para mahasiswa dan mengetahui berbagai macam alat yang akan digunakan dalam bengkel  tersebut sesuai dengan fungsinya. Setelah mendapatkan bimbingan dan pelatihan oleh para Dosen di dalam bengkel mekanik ini diharapkan para mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang didapatkan. Serta mahasiswa akan dapat beradaptasi dengan cepat dan dapat membiasakan diri dalam suasana lingkungan dunia kerja diluar dan dapat terjun ke dalam dunia kerja dengan keterampilan dan keahlian yang mereka miliki, serta dapat mengembangkan potensi yang ada pada diri mahasiswa agar dapat bersaing dalam dunia teknik tingkat nasional mapun internasional.


1.2  Batasan Masalah
Dalam hal ini penulis memiliki batasan masalah untuk menjelaskan tentang peralatan dan bahan – bahan pada Bengkel Mekanik Dasar Politeknik Negeri Jakarta. Dikarenakan telah banyak, bahkan semua instansi menggunakan peralatan – peralatan yang ada pada Politeknik Negeri Jakarta.

1.3  Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan ini yaitu untuk menjelaskan kepada pembaca tentang peralatan dan bahan – bahan yang ada pada Bengkel Mekanik Dasar Politeknik Negeri Jakarta, sehingga kita dapat memahami tentang peralatan dan bahan – bahan tersebut.

1.4  Metode Penulisan
Dalam penulisan laporan, penulis menggunakan sistematika atau metode penulisan sebagai berikut :
1.4.1        Studi Lapangan
Dengan metode ini penulis secara langsung dapat mengumpulkan data dengan mengamati dan praktek langsung di Bengkel Mekanik Dasar Politeknik Negeri Jakarta, sehingga dapat menyelesaikan laporan ini.
1.4.2        Interview ( wawancara )
Dengan metode ini penulis secara langsung dapat bertanya perihal yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut kepada dosen.
1.4.3        Studi Pustaka
Dalam penyusunan laporan ini, penulis tidak cukup hanya melalui tanya jawab maupun praktek lapangan saja, tetapi penulis menyusun laporan ini dengan bantuan buku – buku dan data – data melalui pencarian di internet.

1.5  Sistematika Penulisan

Bab I         Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang penyusunan laporan, masalah dan pembahasan, tujuan penulisan, metode yang digunakan dalam penyusunan laporan dan sistematika penulisan.
Bab II      Tinjauan Umum Politeknik Negeri Jakarta
                 Bab ini berisi profil singkat Politeknik Negeri  Jakarta yang meliputi sejarah, visi dan misi Politeknik Negeri Jakarta.
Bab III     Landasan Teori
                 Bab ini berisi tentang pengertian dan macam-macam peralatan bengkel mekanik.
Bab IV     Analisis dan Pembahasan
                 Bab ini berisi uraian tentang menggergaji, mengikir, mengebor, mengetap dan Countersink besi dengan bahan U-Profil ST-37 Ukuran 62 mm x 30 mm  x 80 mm.
Bab V      Penutup
                 Bab ini berisi kesimpulan praktek bengkel mekanik yang telah dilakukan oleh penulis dan beberapa saran untuk pembaca dan instasi Politeknik Negeri Jakarta.




BAB II
TINJAUAN UMUM
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2.1 Sejarah Singkat Politeknik Negeri Jakarta
Politeknik Negeri Jakarta, sejarahnya bermula dari Fakultas Non-Gelar Teknologi Universitas Indonesia (FNGT-UI), yang kemudian menjadi Politeknik Universitas Indonesia. Politeknik Universitas Indonesia didirikan 20 September 1982, sejak 25 Agustus 1998 menjadi mandiri dengan nama Politeknik Negeri Jakarta berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor: 207/O/1998.
Ketika Politeknik UI berdiri, dibuka 3 jurusan yaitu Jurusan Teknik Mesin, Teknik Sipil, dan Teknik Elektro. Selanjutnya tahun 1986 dibuka jurusan Tata Niaga, yang dikembangkan menjadi Jurusan Akuntansi dan Jurusan Administrasi Niaga. Pada tahun 1990 dibuka Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan, hasil kerjasama antara Politeknik Universitas Indonesia dengan Pusat Grafika Indonesia. Kemudian bekerjasama dengan PT Trakindo Utama, dibuka Program Studi Alat Berat dibawah Jurusan Teknik Mesin yang dimulai tahun ajaran 2001-2002. Pada tahun 2003 bekerjasama dengan PT Jasa Marga, dibuka Program Diploma IV Jalan Tol. Dengan demikian sampai saat ini pada program Diploma III memiliki 6 (enam) Jurusan dengan 22 (dua puluh dua) Program Studi.
Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) merupakan lembaga pendidikan tinggi Diploma III yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan SDM profesional di industri, baik industri jasa maupun industri manufaktur. Pembelajaran di PNJ mengaplikasikan Kurikulum Nasional (Kurnas) pendidikan profesional secara bertanggung jawab dengan didukung oleh dosen-dosen profesional. Sistemnya adalah dengan mempertemukan ilmu dan teknologi sesuai komposisi teori 55% dan praktik 45% yang diaplikasikan secara harmonis untuk menghasilkan lulusan yang profesional dan memenuhi kualifikasi industri.
2.2 Visi dan Misi Politeknik Negeri Jakarta
VISI
Menjadikan lembaga sertifikasi yang diakui secara Nasional dan Internasional dibidang konstruksi
MISI
Meningkatkan kualitas tenaga kerja dibidang konstruksi yang berbasis kompetensi melalui uji kompetensi
2.3 Tujuan Politeknik Negeri Jakarta
TUJUAN
1.      Meningkatkan kualitas proses uji kompetensi dibidang konstruksi.
2.      Memberikan pelayanan yang optimum kepada calon tenaga kerja yang bekerja dibidang konstruksi untuk mendapatkan sertifikasi berbasis kompetensi.
3.      Melakukan pembinaan kepada tenaga kerja pemegang sertifikasi dari BSK PNJ.
4.      Meningkatkan kualitas BSK PNJ melalui pengakuan dari lembaga-lembaga profesional tingkat Nasional Internasional.




BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Ragum
Ragum adalah alat untuk menjepit benda kerja. Untuk membuka rahang ragum dilakukan dengan cara memutar tangkai/tuas pemutar ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam) sehingga batang berulir akan menarik landasan tidak tetap pada rahang tersebut, demikian pula sebaliknya untuk pekerjaan pengikatan benda kerja tangkai pemutar diputar ke arah kanan (searah jarum jam). Bagian-bagian pada Ragum
Dalam sebuah ragum terdapat bagian-bagian antara lain :
1.       Rahang gerak
2.       Rahang tetap
3.       Tangkai
Ragum, digunakan untuk menjepit benda kerja karena ukuran dan bentuk benda kerja berbeda-beda maka disediakan juga bermacam-macam ragum.
Ragum ini digunakan untuk menjepit benda kerja yang bentuknya sederhana dan biasanya hanya digunakan untuk mengefrais bidang datar saja.

Penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja. Dengan demikian ragum harus lebih kuat dari benda kerja yang dijepitnya.Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka pada mulut ragum/rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga benda kerja dapat dijepit dengan kuat. Rahang-rahang ragum digerakkan oleh batang ulir yang dipasangkan pada rumah ulir. Apabila batang ulir digerakkan/diputar searah jarum jam, maka rahang ragum akan menutup, tetapi bila diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang ragum akan membuka.
Pemasangan ragum pada meja kerja harus disesuaikan dengan tinggi pekerja yang akan bekerja. Sebagai patokan adalah apabila ragum dipasang pada meja kerja, maka tinggi mulut ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri sempurna.
Dalam penjepitan benda kerja tidak diharapkan permukaan benda kerja mengalami kerusakan atau cacat karena jepitan rahang ragum.Guna mengatasi hal itu, maka pada saat melakukan penjepitan benda kerja dengan ragum hendaknya rahang ragum dilapisi dengan pelapis. Pelapis tersebut terbuat dari bahan yang lunak seperti baja lunak, pelat tembaga, karet pejal dan pelat seng yang tebal.

3.1.1.2  Fungsi Ragum Meja

Ragum meja ini merupakan perlengkapan standar operasi sebuah perbengkelan yang berfungsi sebagai pemegang kerja di sisi meja kerja dengan cara menjepitnya diantara kedua rahangnya atau untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya penjepitan  oleh  ragum  tidak  boleh  merusak benda  kerja. Fungsi ini biasanya digunakan pada pekerjaan mengikir, memahat, menggergaji, dan lainnya.
Karena dalam proses penjepitan, benda kerja tidak diharapkan mengalami kerusakan atau cacat pada permukaannya maka pada saat melakukan penjepitan benda kerja dengan ragum hendaknya rahang ragum dilapisi dengan pelapis. Pelapis tersebut dapat terbuat dari bahan yang lunak seperti baja lunak, pelat tembaga, karet pejal, dan pelat seng yang tebal. Di sisi lainnya, ragum harus lebih kuat dari benda kerja yang dijepitnya. Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka pada mulut ragum / rahangnya dipasangkan baja bergerigi, sehingg abenda kerja dapat dijepit dengan kuat.
Rahang-rahang ragum digerakkan oleh batang ulir yang dipasangkan pada rumah ulir. Apabila batang ulir digerakkan /diputar searah jarum jam maka rahang ragum akan menutup, tetapi bila diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang ragum akan membuka. Untuk penjepitan benda kerja yang berlubang seperti pipa yang tipis, digunakan bahan tambahan lain yang dimasukkan ke dalam pipa, sehingga pipa yang dijepit tidak akan mengalami kerusakan / perubah bentuk.
Berdasarkan kapasitasnya untuk mencekam dengan kuat atau memberikan tekanan tetap, ragum dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam produksi di bengkel-bengkel kecil, dimana umumnya memerlukan penyesuaian peralatan dan teknik/metode untuk pekerjaan-pekerjaan secara manual dengan tangan. Operasi-operasi di bengkel besar akan memerlukan jig atau alat tekan yang dapat digabung dengan ragum tertentu atau alat lain dari ragum biasa.
 Ragum meja ini dikategorikan sebagai ragum meja presisi, memiliki rahang keras rata (dapat diganti juga dengan jenis rahang keras bergerigi/optional), sisi permukaan yang paralel dengan kesejajaran yang bertoleransi sempit. Bentuk benda kerja yang dapat dipegang oleh ragum meja ini dapat berbentuk persegi, bulat, panjang, atau pendek dengan dimensi tertentu yang dibatasi oleh lebar rahang dan lebar bukaan rahang serta batas antara rahang dan elemen poros penggerak rahang.

3.1.1.3  Cara Kerja Ragum Meja

Pertama, lakukan pengaturan posisi ketinggian ragum. Beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai hal ini adalah tinggi ragum harus disesuaikan dengan bentuk dari benda yang akan dikerjakan dan dengan ketinggian orang yang menggunakan. Sebagai patokannya adalah apabila ragum dipasang pada meja kerja maka tinggi mulut ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri sempurna. Untuk orang yang tinggi, biasanya ketinggian ragum diatur oleh alas yang rata, sedangkan untuk orang yang pendek, tinggi yang sesuai dapat diatur oleh alas kayu / jeruji di atas lantai. Untuk pekerjaan yang tidak memerlukan gaya yang besar seperti pada pekerjaan akhir, benda kerja dapat di jepit lebih tinggi. Untuk pekerjaan yang memerlukan gaya yang besar seperti memahat, menggergaji, mengikir, mengetap, dan menyenai maka kedudukan benda kerja harus serendah mungkin berada di atas rahang ragum.
Untuk membuka rahang ragum dilakukan dengan cara memutar tangkai/tuas pemutar ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam) sehingga batang berulir akan menarik landasan bergerak pada rahang tersebut, demikian pula sebaliknya untuk pekerjaan pencekaman benda kerja, tangkai pemutar diputar ke arah kanan (searah jarum jam).

3. 2 Kikir
Kikir terbuat dari baja karbon tinggi yang ditempa dan disesuaikan dengan ukuran panjang, bentuk, jenis dan gigi pemotongnya. Adapun fungsi utama dari kikir adalah untuk mengikir dan meratakan permukaan benda kerja, Ukuran panjang sebuah kikir adalah panjang badan ditambah dengan tangkainya. Mengikir adalah salah satu dari kerja bangku yang bertujuan untuk melakukan proses pemakanan tatal – tatal pada benda kerja yang proses pengerjaannya secara manual. Kikir dibedakan dua jenis kikir halus dan kikir kasar.

Derajat kekerasan kikir adalah kasar, setengah kasar dan sangat halus. Guratan tunggal dipergunakan untuk mengikir logam lunak. Guratan ganda dipergunakan untuk pekerjaan   yang bersifat umum. Satu set guratan membuat sudut 45°, yang lain 70°, kedua-duanya terhadap sumbu memanjang kikir. Guratan parut digunakan untuk pekerjaan kasar pada bahan lunak, misalnya alumunium.
Cara kerja kikir, pada usapan pertama yaitu usapan maju tekanan kedua tangan maksimum dan fungsi tubuh mendorong kedepan.dan pada saat usapan kedua yaitu kebelakang tekanan minimum.
3.1.2.1 Macam-macam kikir dan fungsinya 






Gambar 1. Macam-Macam Bentuk Kikir
Adapun bentuk kikir itu dibuat bermacam-macam sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya. Berikut ini bentuk kikir dan fungsinya :
a)     

Kikir kasar tirus Kikir ini dipergunakan untuk mengerjakan permukaan umum. Kedua muka digurat gandadan kedua tepi digurat tunggal. Lebar dan tebal dikonis (siku).

b)      Kikir kasar rata Kikir ini dipergunakan untuk mengerjakan permukaan umum. Kedua muka digurat ganda.Kedua tepi ada yang digurat tunggal atau polos (untuk sisi keamanan).

c)     

Kikir pilar dipergunakan untuk membuat alur-alur sempit. Kedua muka mempunyai guratan ganda dan kedua tepi mempunyai guratan tunggal atau satu polos (untuk tepi pengaman).

d)    

Kikir bujung sangkar (kotak) Dipergunakan untuk mengikir sudut-sudut. Guratan ganda semua sisi dan tirus arah memanjang.
e)     

Kikir bundar (bulat) Dipergunakan untuk memperluas lubang dan sisi-sisi bulat. Digurat kasar, sedang atau halus. Untuk kikir panjang 15 cm digurat tunggal. Sering juga dinamakan kikir ekor tikus.

f)       Kikir setengah bundar (1/2 bulat) Sisi rata dipergunakan untuk pengerjaan umum. Sisi setengah bundar untuk mengikir permukaan lengkung. Sisi rata diberi guratan ganda. Sisi lengkung guratan tunggal, halus atau sedang.


g)     

Kikir segitiga Dipergunakan untuk mengikir sudut-sudut antara 60o – 90o. semua sisi digurat ganda.

3.1.2.3 Menurut kekasaran gigi kikir
a)         Gigi kasar (bastard) dipakai untuk pengerjaan awal.
b)         Gigi sedang (second cuts) dipakai untuk finishing atau menghaluskan bidang benda kerja.
c)         Gigi halus (smooth cuts) dipakai untuk finishing atau menghaluskan bidang benda kerja.





Gambar 2. Macam-Macam Permukaan Kikir
3.1.2.2  Hal yang harus diperhatikan pada saat mengikir
a)         Tinggi ragum terhadap orang yang bekerja.
b)         Pencekaman benda kerja.
c)         Pemegangan kikir.
Tangan kanan memegang gagang kikir dengan teguh. Ujung gagang di tekan dengan telapak tangan bagian tengah. Ibu jari terletak di atas dan jari-jari lainnya di bawah gagang. Tempatkan telapak tangan dan ibu jari tangan kiri pada ujung kikir. Jari-jari lainnya terletak di luar ujung kikir tersebut, dengan keadaan rapat satu sama lain dan melipat ke bawah, tetapi tidak menggenggam ujung kikir. Jika bekerja dengan menggunakan kikir kecil, maka gagang kikir harus dipegang dengan genggaman yang ringan dan tekanannya cukup dilakukan oleh jari-jari dan ibu jari saja. Tangan kanan peganglah tangkai kikir dengan posisi ibu jari di atas pegangan dan jari lainnya di bawah pegangan. Tangan kiri tempatkan ibu jari pada ujung kikir dan jari-jari yang lain sedikit ditekukan akan tetapi tidak sampai memegang atau menggenggam.
d)        Posisi kaki dan badan.
Posisi tubuh Selama mengikir, berdiri di sisi sebelah kiri ragum dengan kaki tetap tidak berubah. Kaki harus terbentang dengan menyesuaikan panjangkikir. Sudut antara poros ragumdan kaki mendekati30o untuk kaki kiri dan 75o untuk kaki kanan.
e)      Posisi Kaki
      Selama mengikir, posisi berada di sebelah kiri ragum dengan kaki tetap pada tempatnya. Kedua lutut harus dibentangkan, dan jarak antara kadua kaki disesuaikan dengan panjang kikir. Sudut antara poros ragum dan kaki kira-kira 30° untuk kaki kiri dan kurang lebih 75° untuk kaki kanan.
f)       Gerakan Badan dan Lutut
Badan berdiri tegak pada posisi awal dan selanjutnya dicondongkan ke depan selama gerakan pemotongan berlangsung. Kaki kanan tetap lurus selama proses pengikiran dan lutut kiri dibengkokkan ke dalam. Pandangan mata selalu tertuju pada benda kerja. Gerakan badan dan kaki Posisi badan berdiri tegak dan berlahan-lahan condong maju selama gerak pemotongan. Kaki sebelah kanan tetap lurus. Pandangan lurus selalu ditujukan pada benda kerja.  Gerakan badan harus berdiri tegak pada posisi permukaan dan selanjutnya dicondongkan ke depan selama gerakan.  Kaki kanan tetap lurus selama pengikiran berlangsung dan lutut kiri dibengkokkan ke dalam.  Pandangan mata selalu ditujukan kepada benda kerja.







Untuk cara memegang kikir, telapak tangan kanan bagian tengah memegang kikir dengan menekan gagangnya, ujung jari terletak di atas dan jari yang lain di bawah gagang.  Telapak dan ibu jari tangan kiri ditempatkan di ujung kikir, jari yang lain di luar ujung kikir. Bekerja dengan kikir kecil, maka gagangnya harus dipegang dengan genggaman yang ringan dan tekanannya cukup oleh jari - jari dan ibu jari saja.
Tekanan pada Kikir, tergantung pada ukuran kikir dan benda kerja.
1.      Jika mulai mengikir, tekanan yang besar harus terdapat pada tangan kiri dan tekanan ringan pada tangan kanan.
2.      Tekanan kedua tangan harus sama, manakala kikir berada ditengah benda kerja.
3.      Jika kedudukan kikir sudah diujung, tekanan tangan kiri harus singan dan tangan kanan harus maksimal.

g)         Gerakan kikir.
Menggunakan kikir yang kecil dengan gerakan yang tidak terlalu kuat dan pegang kikir dengan tangan kanan dan ujung kikir dipegang olehibu jari dan jari-jari lainnya.

h)         Kebersihan kikir.
3.1.2.3 Langkah-langkah tekanan kerja tangan pada kikir
Tekanan yang diberikan pada kikir tergantung pada ukuran kikir dan benda kerja. Pada saat mulai mengikir, tekanan yang paling besar harus terdapat pada tangan kiri dan tekanan yang ringan berada pada tangan kanan. Pada saat kikir berada di tengah-tengah benda kerja yang dikikir, tekanan kedua tangan harus sama besar. Jika posisi kikir telah berada pada ujung langkah, tekanan tangan kiri harus diperingan dan tekanan tangan kanan berada dalam keadaan maksimal. Pada saat langkah ke belakang tidak ada penekanan sama sekali. Tekanan pada kikir tergantung pada ukuran kikirdan benda kerja yang dikikir.
Langkah-langkah :
a)      Jika memulai mengikir, tekanan yang besar harus terdapat pada tangan kiri dan tekanan ringan pada tangan kanan.
b)      Tekanan kedua tangan itu harus sama, manakala kikir berada di tengah-tengah benda kerja yang dikikir.
c)      Jika kedudukan kikir sudah di ujung langkah, maka tekanan tangan kiri harus ringan dan tangan kanan dalam keadaan maksimal.

3.3  Gergaji
Selain mengikir, pekerjaan di bengkel mekanik yang paling sering kita jumpai adalah pekerjaan menggergaji. Gergaji tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur sedehana.Pada bagian sisi dari daun gergaji tangan tersebut terdapat gigi pemotong  yang dikeraskan. Bahan dari daun gergaji ini terbuat dari baja perkakas (hSS) dan bahan tungsten. Sifat dari daun gergaji tangan fleksibel atau melentur dengan maksud agar tidak mudah patah. Alat yang digunakan untuk menggergaji disebut gergaji. Gergaji digunakan untuk memotong atau untuk mengurangi ketebalan suatu benda kerja. Ada beberapa tipe gergaji jika ditinjau dari bingkai dan daun gergaji yang ada di pasaran. Lebar dan tebal daun gergaji tangan pada umumnya bergigi tunggal. Sifatnya kaku dan mudah patah. Banyaknya gigi antara 6–14 gigi tiap incinya. Letak giginya bersilang-silang (zig-zag), hal ini untuk menghindari macetnya gergaji utama pada waktu menggergaji benda kerja yang berukuran tebal. Pada Gambar 3 diperlihatkan bentuk gergaji tangan dan cara pemasangan daun gergaji pada sengkangnya.




Gambar 3. Gerjaji Tangan dan Pemasangan Daun Gergaji

Menggergaji ialah suatu kerja yang memotong dan mengurangi tebal benda dengan alat gergaji.  Sebelum menggergaji terlebih dahulu kita melakukan penandaan dengan menggunakan pengores.
Gergaji terdiri dari bingkai, tangkai, pasak dan mur / kupu - kupu.
Bingkai, terbuat dari pipa baja yang kuat dan kaku
Tangkai, terbuat dari logam yang lunak
Pasak, tempat untuk memasang daun gergaji
Mur / kupu - kupu, untuk mengencangkan daun gergaji
Daun gergaji, harus memiliki ukuran yang sesuai.
scan0013


scan0009Daun gergaji harus ditegangkan saat menggergaji.

Sebelum memotong, buat terlebih dahulu alur dengan menggunakan kikir segitiga pada garis yang akan digergaji.
scan0010


scan0008Posisi tubuh saat menggergaji, ialah pegang bingkai gergaji dengan kuat, gerakkannya harus mantap,dan saat menggergaji ke belakang, gergaji sedikit dinaikkan.



Cara Menggergaji yang baik :
1. Paling sedikit 2 atau 3 gigi yang menempel pada permukaan yang akan digergaji.
2. Menggergaji sisi yang tajam akan menyebabkan patahnya gigi gergaji.
3. Benda yang tipis harus dipotong dengan posisi yang mendatar ( tidak miring )
3.4  Penitik
Penitik adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang pada benda kerja. Penitik terbuat dari bahan baja karbon tinggi yang dikeraskan. Sedangkan ujungnya runcing membentuk sudut 30° sampai 90°.
                                        

Gambar 1.1 Penitik
Dan cara penggunaan adalah: Pegang penitik dengah tangan kiri, tempatkan pada benda kerja. Penitik harus tegak lurus dengan banda kerja. Penitik dipukul dengan menggunakan palu satu kali dengan pemukul yang ringan, serta periksa posisinya jika sudah tepat baru dipukul dengan kuat agar didapatkan titik yang jelas, dengan syarat jangan terlalu keras.
 Tujuan Penitikkan, ialah :
-          Menentukan pusat lubang, memberikan tanda.
-          Untuk menjelaskan garis, hingga dimana bagian yang dikerjakan
-          Untuk menjelaskan garis  garis goresan
scan0003
 






Cara - cara penitikkan :
-          scan0006Pegang penitik di tangan kiri


-          scan0009Miringkan dan geser sepanjang hingga tepat pada garis potong / pusat.

-          scan0007Menitik harus tegak lurus terhadap benda kerja


-          scan0010Penitik dipukul satu kali dengan pukulan yang ringan dan diperiksa kembali posisinya.


3.5 Batang Penggores
Batang penggores (alat gores) adalah suatu alat untuk menarik garis-garis gambar pada permukaan benda kerja yang akan di kerjakan selanjutnya. Alat penggores ini terbuat dari bahan baja perkakas, di mana bagian badannya dibuat kartel (gerigi) agar tidak lincin pada waktu di pegang. Salah satu atau kedua ujungnya dibuat runcing membentuk sudut ±30°.
              
b.      Penggoresan / penandaan adalah suatu kerja yang sangat penting karena menggores merupakan aplikasi gambar teknik dalam benda kerja, selain itu merupakan proses pemindahan ukuran - ukuran ; dari gambar - gambar, menurut suatu benda kerja / petunjuk untuk dikerjakan dengan mesin dengan tanda garis - garis.  Ada 2 macam penggores, diantaranya :
     
            Penggores sederhana.
·         Penggores dengan salah satu ujungnya bengkok.
·         Penggores dengan ujung yang dapat diubah.
scan0022
 




Mengukur dan menggambar tanda garis dengan penggaris besi dan penggores,
-          Ukuran yang dikehendaki dari bidang dasar ( A ) harus menyatu ( tepat segaris ).
-          Garislah pada ujung penggaris
-          scan0026Letakkan ujung penggores ke dalam garis, dan tempatkan penggaris menyentuh dengan sedikit dimiringkan.
-          Pindahkan penggaris sampai tepat garis kedua.
-          Buatlah tanda garis dengan penggores.


scan0027Mengukur dan menggambar tanda garis dengan penggaris besi, penyiku dan penggores,
-          Letakkan penyiku pada bidang dasar ( B ) dan pindahkan sampai menyentuh ujung penggaris besi.
-          Ambil pengaris besi dan buatlah tanda garis dengan penggores.
-          Ulangi dengan bidang dasar ( A ).
-           
Cara - cara penggoresan,
-         
scan0023

Penggores harus dimiringkan keluar dari pengarahnya.

-          Tekan penggaris besi / penyiku dengan kuat pada benda kerja dan goreslah hanya satu kali saja. Miringkan penggores ke arah gerakan.
scan0025

-          Kesalahan kemiringan akan mengakibatkan suatu garis bengkok dan pemindahan ukuran jadi salah.
scan0024


Cara penggunaan alat gores adalah sebagai berikut
1.      Untuk mendapatkan garis lurus di atas benda kerja, penggores harus dimiringkan membentuk sudut 20° sampai 25°. Dan Tekan penggores pada benda kerja. Condongkan penggores kearah maju. Untuk mendapatkan garis lurus ataupun sudut siku, maka kita juga perlu menggunakan alat bantu seperti mistar baja ataupun penggaris siku.
  1. Blok Penggores, merupakan alat yang digunakan untuk mengukur ketinggian dengan membuat tanda garis sejajar pada meja pengukur dimana alat itu dipasang.

3.6 Vernier Height Gauge
Alat ukur ini digunakan untuk melakukan pengukuran, juga dapat digunakan sebagai alat penanda yang presisi pada pekerjaan melukis dan menandai. Untuk keperluan tersebut, maka dipasangkan penggaris pada bagian sensor ukurnya. Pada bagian pemeriksaan kualitas atau quality control. Alat ini sangat banyak digunakan sebagai alat pemeriksaan kehalusan permukaan benda kerja, dengan cara memasangkan dial indikator pada sensor ukurnya.Dikarenakan banyaknya kegunaan alat ini, maka hampir semua bengkel kerja mesin mempunyai peralatan ini. Perludiingat bahwa karena alat ini sangat presisi, maka cara memakai dan menyimpan alat ini harus benar-benar diperhatikan.Gambar 5.34. Alat ukur ketinggian (vernier height gauge).
http://htmlimg2.scribdassets.com/5z1myfvnuo18mze2/images/120-85f125c704.jpg
Guna menghasilkan hasil pengukuran yang presisi, maka sebelum melakukan pengukuran terlebih dahulu harus dilakukan beberapa kegiatan. Langkah pertama tentunya mengkalibrasi alat ukur itu sendiri. Setelah alat ukur tersebut benar-benar presisi, maka baru langkah pengukuran dimulai. Langkah pengukuran dengan menggunakan peralatan ini adalah sebagai berikut:
1.      Bersihkan meja perata
2.      Bersihkan benda kerja yang akan diukur 
3.      Bersihkan alat ukur dengan menggunakan kain bersih dan kering.
4.      Kendorkan baut pengikat untuk dapat menggerakkan sensor ukur.
5.      Naikkan atau turunkan sensor ukur mendekati benda kerja yang akan diukur .
6.      Tempatkan sensor ukur pada bagian sisi kanan benda kerja kemudian singgungkan sensor ukur pada benda kerja, yakinkan dengan menggunakan baut pengatur.
7.      Gerakkan sensor dari kanan pada benda kerja atau sebaliknya dan mur agar sensor menyinggung benda kerja secara baik (gunakan baut pengatur).
8.      Lakukan secaraberulang-ulang agar dapat diyakini pengukuran telah benar.
9.      http://htmlimg4.scribdassets.com/5z1myfvnuo18mze2/images/121-0bdddde9db.jpgSetelah benar-benar diyakini penyinggungan sensor dengan benda kerja sama, baru kuncikan baut pengikat.
10.  Lepaskan benda kerja dan lakukan pembacaan ukuran yang ditunjukkan. Setiap melakukan pengukuran hendaknya padadaerah dengan penerangan cukup, agar tidak terjadisalah dalam pembacaan atau terjadi kesalahan pengukuran akibat pembiasan. Pada gambar di bawah ini ditunjukkan cara melakukan pengukuran benda kerja untuk mengetahui ukuran tinggi keseluruhan benda kerja (gambar a). sedangkan yang satunya (gambar b) untuk mengetahui ukuran ketinggian sisi bagiandalam benda kerja.
http://htmlimg3.scribdassets.com/5z1myfvnuo18mze2/images/122-42af26100b.jpg


3.7  Meja Perata

Meja Perata ini berfungsi untuk menguji kerataan permukaan. Selain itu meja datar di gunakan untuk meletakkan benda kerja serta alat-alat menggambar. Biasanya meja perata (surface table) terbuat dari besi tuang, keramik atau  batu granit. Alat ini dipergunakan sebagai landasan untuk memukul atau meratakan benda kerja yang bengkok. Harus diusahakan agar permukaan meja datar ini tidak rusak atau cacat, dan hasil lukisan atau pekerjaan yang dikerjakan tetap baik.
3.8  Jangka Penggores
Jangka penggores atau disebut juga jangka tusuk terbuat dari baja perkakas atau baja lenting yang bagian ujungnya dikeraskan (disepuh). Jangka ini digunakan untuk :
a.       Membuat garis busur atau garis lingkaran
b.      Mengukur suatu jarak
c.       Membagi jarak yang panjang
d.      Melukis suatu sudut
Cara penggunaannya dengan cara tentukan terlebih dahulu berapa panjang yang diinginkan untuk membuat diameter pada penda kerja, dengan alat bantu seperti mistar baja atau busur derajat. Dan setelah itu jangka penggores di tekan dan di putar searah jarum jam untuk menghasilkan diameter yg diinginkan.

scan0017




Ujung - ujung jangka harus setajam ujung penggores.
scan0019scan0018      Ujung Jangka yang Salah                                 Ujung Jangka yangTepat



scan0020Cara pemindahan ukuran, dengan mengatur kaki jangka pada ukuran yang dikehendaki, tempatkan satu ujung pada suatu garis skala dan yang lain pada jarak yang dikehendaki.




scan0021Proses Lingkaran, ialah dengan jangka dimiringkan pada arah perputaran.






c. Penitikkan adalah proses pembuatan lubang pada benda kerja.
scan0004scan0005 



3.9  Palu
Palu dipergunakan untuk memukul benda kerja pada pekerjaan memahat, mengeling, membengkok, dan sebagainya. Menurut macam jenis palu umumnya digunakan sebagai berikut:
1. Palu Keras
Palu keras dibuat dari bahan baja yang kedua ujungnya di keraskan seperti:
a)      Palu konde digunakan untuk mencekungkan atau mengelingkan benda kerja.
b)      Palu Pen Searah digunakan untuk meratakan dan merapatkan bagian sisi sudut yang letaknya searah.
c)      Palu Pen Meliantang digunakan untuk meratakan dan merapatkan bagian sisi/sudut yang letaknya melintang.

http://htmlimg1.scribdassets.com/5z1myfvnuo18mze2/images/195-e7f5c46db6.jpg
2. Palu Lunak Palu lunak dibuat dari bahan kayu, plastic, karet, tembaga dan kuningan. Bahan bahan tersebut hanya dipasang pada ujung pangkalnya saja. Alat ini digunakan untuk mengetok/memukul benda kerja yang kedudukannya kurang tepat. Pada gambar berikut dapat dilihat macam-macam palu lunak.
http://htmlimg2.scribdassets.com/5z1myfvnuo18mze2/images/196-3b7b71d451.jpg
3.10   Mesin Bor
Di bengkel-bengkel kerja bangku pekerja logam kebanyakan menggunakan jenis mesin bor, seperti mesin bor bangku, mesin bor tiang adakalanya menggunakan mesin bor pistol atau bor dada. Beberapa contoh mesin yang disebut diatas:
Mesin bor meja



                         



Bagian mesin bor mejaTombol:
1 Tombol
2 tuas penekan.
3 tuas pengikat.
4 alas mesin bor.
5 meja mesin bor.
6 penjepit bor.
7 pengaman.
8 mur penyetel.
9 rumah sabuk.

·         Hal-hal yang harus diperhatikan pada waktu menggunakan mesin bor:
1. Kelengkapan mesin bor
2. Jenis bahan yang akan di Bor
3. Pelumasan
4. Ukuran garis tengah bor
5. Arah putaran dan kecepatan putaran mesin bor
6. Pencegahan kecelakaan
5.3  Mengebor dan Mengetap pada Plat.

1. Dalam pengeboran di bengkel mekanik, kita menggunakan 2 jenis mesin bor, yaitu bor duduk dan bor pilar.
            Diharuskan, pemotongan pada mesin bor dengan sisi potong pada waktu bor beputar, dua gerakan yang dikehendaki dengan bersama – sama :
1.                 Gerak putaran ( gerak pemotongan ), dan memntukan kecepatan potong bor ( dalam m/min ).
2.                 Pemakanan ( gerakan arah garis sumbu mata bor terhadap benda kerja ), menentukan ketebalan dari chip ( dalam mm/r, 1mm tiap putaran ).

Istilah ;
1. Driling, operasi yang menghasilkan lubang pada seluruh bahan / memperbesar   lubang dengan mata bor.
2.  Boring, opersi memperbesar lubang yang telah di bor oleh alat potong yang dapat diatur / core drill.

Mesin bor dapat digunakan untuk bermacam - macam operasi seperti reaming ( pelebaran ), countersink, counterboring, boring, pemotongan ulir, dan beberapa pekerjaan yang bulat.
Mesin bor dapat digolongkan, diantaranya :
1.      Mesin bor tangan ( mekanik dan elektrik ), penggunaannya terutama dalam benda yang telah dipasang dan benda terpasang ( fifting ), contohnya :
scan0038 






2.      Mesin bor bangku
Digunakan untuk mengebor  dari lubang - lubang yang berdiameter kecil - 16 mm.  Biasanya mesinnya ditempatkan di atas bangku kerja / suatu alas dari lembar besi.  Kepala mesin dapat digerakkan ke atas dan ke bawah, sepanjang tiang yang terpasang di meja kerja.
Motor Listrk memutarkan poros dengan sabuk pemutar ( belt ).  Poros berputar di dalam rumah pipa ( drill sleeve ) yang dapat digerakkan ke atas / bawah dengan bantuan dari roda gigi dan balok bergigi.  Roda gigi berputar dengan tuas pemutar yang menghasilkan tekanan pemakanan bagi alat potongnya.
3.      Mesin bor tiang ( column ) / tegak ( tunggal / banyak poros ), terdiri dari sebuah batang tegak dan dipasang kepala mesin bor dan meja kerja.  Meja mesin dapat digerakkan ke atas / ke bawah / ke samping.  Meja bor tipe pilar hanya dapat dinaik - turunkan.  Kedua tipe mesin bor ini biasanya dilengkapi dengan pemakanan otomatis, disamping dengan tuas pemutar dengan tangan

Penjepitan perkakas dengan cekam bor, dimaksudkan untuk memegang perkakas potong yang batangnya silindris.  Cekam bisa mempunyai 2 atau 3 rahang.  Ukurannya dapat ditunjukkan sedalam mungkin pada cekam, supaya tidak meleset ( slip ) selama pengerjaan.



scan0031




scan0030Cekam dan mata bor dengan batang tirus dipegang oleh lubang tirus pada batang pemutar utama.  Bagian dalam dan luar ketirusan tidak boleh rusak dan harus dibersihkan sebelum disatukan.  Luabang celah menerima ujung yang tirus dan memutarkan mata bor.  Batang mata bor yang tirus disebut “ Morse Taper ”.




Sarung pengurang digunakan apabila ketirusan dari cekam atau mata bor tidak cocok dengan ketirusan dari batang pemutar utama.  Sarung pengurang dapat digunakan dengan kombinasi pada ketirusan luar dan dalam.
Pekerjaan pelubangan harus selalu dijepit dengan pemegang ( ragum ).
1.      Benda kecil dapat dipegang dengan ragum tangan.
2.      Memegang benda kerja dengan ragum mesin.
3.      Penjepitan benda kerja pada meja mesin.
4.      Memegang benda kerja dengan tangan.

Alur bor, tidak saja digunakan untuk mengeluarkan beram tetapi juga membentuk sudut tatal pada bibir pemotong.  Besarnya sudut tatal ini tergantung dari macam bahan yang dikerjakan.  
A.    Kuningan dan Perunggu.
B.     Baja, Besi Tuang, Besi Biasa, dan Baja Tuang.
C.     Alumunium, Tembaga, Timah Putih, Seng, Timah Hitam.
scan0023
 




Kecepatan potong yang terbesar terdapat pada bibir mata bor dan juga tempat  tegangan serta panas yang terbesar. Kecepatan potong berkurang sampai V = 0 pada bibir serong, bibir serong praktis tidak ikut dalam pemotongan.  Untuk menghindari mata bor menjadi lunak / tumpul, kecepatan potong ( v ) harus disesuaikan.
3.11 Taping
Pengetapan adalah suatu kerja yang berguna untuk membuat ulir di dalam lubang hasil dari pengeboran.
Tap dibuat dari baja kecepatan tinggi, berbentuk ulir.  Jenisnya ada, Tap Tangan dan Tap Mesin.  Pemegang Tap seperti gambar di samping, mempunyai ukuran yang memadai sehingga memungkinkan penjipatan yang baik pada bagian segi empat dari tangkai tap. 
scan0018






scan0017Cara pengetapan dengan tangan ialah,
1.      Jepit tap no.1 dengan pemegang tap.
2.      Mulai pengetapan dengan tekan ke kanan dalam arah ( searah ) lubang, putar beberapa kali.
3.      Periksa dengan penyiku, apakah tap dengan lubang ( tegak lurus ).
4.      scan0016Jika mring, segera perbaiki.
5.      Setelah lurus, diputar kembali, dan lanjutkan dengan tap no. 2, dan no. 3. Selain dengan cara manual, adapula cara lain yaitu dengan menggunakan alat yang bernama PROTOTIPE OTOMASI TAP ULIR.

3.12 Mistar Baja
Mistar baja adalah alat ukur dasar pada bengkel kerja mesin.Alat ukur ini dapat dikatakan alat ukur yang kurang presisi, karena ia hanya melakukan pengukuran paling kecil sebesar 0,5 mm tidak dapat dilayani oleh mistar baja. Dengan demikian alat ukur ini tidak dapat digunakan untuk melakukan pengukuran sampai seperseratus milimeter (0,01 mm). Jenis mistar baja yang dipakai pada bengkel kerja mesin mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tetapi pada umumnya panjang mistar baja adalah 150 mm sampai 300 mm, dengan skala ukur terdiri dari satuan setengah milimeter dan satuan satu milimeter. Dalam bengkel kerja mesin mistar baja ada dua sistem, yaitu sistem metrik dan sistem imperial. Pada sistem imperial untuk satuannya dinyatakan dengan inchi, sedangkan pada sistem metrik satuan dinyatakan dengan milimeter.
Mistar baja sistem imperial mempunyai ketelitian dari 1/8 inchi,1/16 inchi, 1/32 inchi dan 1/64 inchi. Dalam bengkel kerja bangkudan kerja mesin biasanya hanya terdapat sampai ketelitian 1/32 inchi.
http://htmlimg2.scribdassets.com/5z1myfvnuo18mze2/images/99-6d2e405794.jpg






3.13 Jangka Sorong
http://htmlimg4.scribdassets.com/5z1myfvnuo18mze2/images/114-c5943e9509.jpgPertama-tama atur kedudukan rahang pengukur untuk pengukuran bagian luar benda kerja pembukaan rahang diperkirakan lebih besar dari ukuran benda kerja yang  akan diukur.

Selanjutnya tempatkan benda kerja di antara rahang dan aturlah rahang hingga semua rahang pengukur menjepit benda kerja. Penjempitan tidak boleh terlalu longgar dan tidak boleh terlalu sesak dan semua permukaan rahang menyentuh permukaan benda kerja. Kalau langkah ini telah selesai tinggalah kita membaca ukuran yang ditunjukkan oleh vernier caliper.
Sebelum melakukan pengukuran bagian dalam dari suatu bendakerja, maka bersihkanlah terlebih dahulu vernier caliper terutama pada sensor pengukur bagian dalam benda kerja. Untuk melakukan pengukuran bagian dalam benda kerja, maka bukalah rahang/sensor ukur dengan perkiraan harus lebih kecil dari ukuran permukaan bagian dalam benda kerja. Tempatkan rahang pengukur hingga menyentuh permukaan benda kerja. Gerakkan penyetel rahang hingga menyentuh dinding benda kerja dan menjepit benda kerja. Perlu diingat bahwa, dalam melakukan pengukuran lobang, yakinkan rahang vernier betul-betul sejajar dengan titik senter lobang pada benda kerja. Langkah inilah yang ditunjukkan oleh vernier caliper.


BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Menggambar, Menitik, dan Menggores Plat
            Setelah adanya pengenalan terhadap peralatan yang digunakan di dalam bengkel mekanik maka mahasiswa akan dituntut untuk dapat mengaplikasikan penggunaan dari setiap peralatan tersebut.  Bentuk dari aplikasi tersebut ialah melakukan pekerjaan menggambar, menitik, dan menggores pada sebuah plat U - Profil ST - 37, ukuran 65 x 43 x 100 mm.  Adapun langkah kerjanya ialah,
1.      Setelah sebelumnya melakukan pengukuran dengan menggunakan jangka sorong, mahasiswa diberikan job sheet tentang penggambaran, penitikkan, dan penggoresan.  Sebelum melakukannya, mahasiswa harus mengetahui jarak desain yang akan dibuat pada plat tersbut.
2.      Setelah melihat job sheet tentang desain yang akan dibuat pada plat, barulah bersihkan ujung / tepi dari bagian yang tajam dan kasar dengan kikir.  Letakkan plat pada meja kerja, buat tanda salib sumbu untuk digores sesuai gambar.
3.      Gores benda kerja yang telah ditandai dengan penggores, buat garis sumbu lalu dititik dengan penitik dan palu ( cukup 1 kali ) sesuai dengan gambar.
4.      Buat goresan lingkaran dengan jangka pegas sesuai dengan gambar.
5.      Gores benda kerja sesuai dengan gambar.
6.      Titik benda kerja sesuai dengan gambar.

4.2   Menggergaji dan Mengikir Plat
scan0035            Pekerjaan selanjutnya ialah, menggergaji dan megikir plat.  Adapun langkah kerjanya ialah,
1.      Benda kerja di gores sesuai dengan ukuran pada job sheet.
2.      scan0036Benda kerja ditandai dengan garis Bantu.
3.      Pada saat benda kerja, akan dipotong benda kerja dijepit dengan ragum, lalu di potong sesuai dengan garis Bantu yang telah dibuat sesuai dengan ukuran yang terdapat pada job sheet.
scan0037 


scan0058Setelah digergaji, plat dikikir agar permukaannya rata dan halus.  Adapun langkah kerjanya ialah,
1.         Benda kerja dikikir sesuai dengan bagian - bagian bidang yang terdapat pada job sheet.
2.         Pada saat mengikir, benda kerja dijepit dengan ragum. 
3.         Kikir benda kerja dengan kikir kasar, kemudian sedang, dan terakhir dengan kikir halus.
4.         Gunakan penyiku dan meja perata, untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

4.3   Mengebor dan  Mengetap Plat
            Setelah benda kerja telah rata dan halus, selanjutnya benda kerja akan di Bor, kemudian di Tap.  Namun sebelumnya, benda kerja terlebih dahulu dibuat desain sesuai dengan job sheet yang ada.  Adapun langkah kerjanya ialah,
1.      scan0032Untuk membuat desain, benda kerja terlebih dahulu dibersihkan dari oli dan kotoran, kemudian permukaan atas benda kerja dicelupkan atau dioleskan cairan CuSO4.
2.      scan0046Setelah kering, gunakan penggaris besi dan penggores untuk penanndaan. Untuk penggambaran lingkaran, gunakan penitik dan jangka pegas.
3.      Lakukan penandaan untuk pengeboran, gunakan penitik untuk awal pengeboran, gunakan jangka pegas untuk penandaan lingkaran.
4.      scan0052scan0045Setelah desain selesai, siapkan mesin bor, cekam benda kerja dengan ragum meja bor, lakukan pengeboran dengan diameter yang diinginkan.  Untuk pengeboran M16 dilakukan dengan bertahap dari mata bor yang kecil. 
5.      Hubungkan antara lubang M16 dengan M8 dengan menggunakan gergaji, lalu kikir agar rata dan halus.
6.      Tap hasil benda kerja yang telah dibor, dengan menggunakan tap secara bertahap, dari tap no. 1 - no.3.

BAB V
PENUTUP
 5.1  Kesimpulan
         Setelah selesai melakukan praktek bengkel mekanik dan membuat suatu laporan tentang hasil kerja yang telah dilakukan pada saat praktek, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.       Di dalam praktek bengkel mekanik, mahasiswa mempraktikan langsung apa yang telah diajarkan oleh instruktur / dosen bengkel mekanik.  Pada kenyataannya, di dalam pengaplikasian penggunaan alat - alat kerja pada bengkel mekanik tidak semudah ketika mendapatkan teorinya.  Perlu adanya latihan dan ketelitian untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal.
2.       Praktek kerja pada bengkel mekanik, seperti mengikir, menggergaji, pengeboran, tap, countersink, dll, merupakan praktek kerja yang biasa dilakukan sehari - harinya dan juga banyak dilakukan pada lapangan pekerjaan.  Untuk itulah perlu adanya pelatihan, agar menjadi terbiasa dan dapat membentuk keahlian di dalam penggunaan alat - alat kerja.
5.2  Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan, agar praktek kerja pada bengkel mekanik akan menjadi jauh lebih baik dan mendapatkan hasil kerja yang maksimal ialah :
1.      Perhatikan dengan seksama instruktur / dosen, ketika sedang menyampaikan teori atau mempraktikan sesuatu.
2.      Ketika di dalam bengkel, perhatikan job sheet dan tetap fokus terhadap benda kerja, usahakan untuk tidak mengobrol / bercanda dengan teman.
3.      Memakai alat - alat kerja sesuai dengan tugas dan fungsinya.
4.      Mengecek alat – alat kerja sebelum dan setelah bekerja

DAFTAR PUSTAKA

·         Jodin Johary, Laporan Bengkel Mekanik tahun 2012
·         www.google.com


1 komentar:

  1. Slots & Casino - DrmCD
    With our extensive portfolio of slots and casinos, including slots, 청주 출장마사지 video poker, and live dealer casino tables, you can escape to exciting 제주도 출장안마 casinos 정읍 출장샵 in ‎About 태백 출장안마 Slots · ‎Slots 대전광역 출장안마 · ‎Gaming

    BalasHapus