Senin, 07 Maret 2016

laporan praktikum smester 1

TUJUAN
Dapat menjelaskan Ohmmeter
Dapat menggunakan Ohmmeter dengan benar

DASAR TEORI
Multimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur beberapa besaran listrik, Pada dasarnya alat ini merupakan gabungan alat ukur Voltmeter, Amperemeter dan Ohmmeter.
Pemasangan multimeter disesuaikan dengan fungsinya.
Ohmmeter
Ohmmeter dipasang paralel dengan tahanan yang akan diukur (Rx) dan Rx harus tidak bertegangan.
Ohmmeter ada dua jenis :
1.      Ohmmeter tipe seri
Tipe ini memiliki skala yang khas dan berbeda dengan skala lainnya, yaitu skala dengan 0 disebelah kanan dan skala tak terhingga disebelah kiri, selain itu juga memiliki skala pengali (x10, x100, x1K) sehingga tipe ini cocok untuk mengukur nilai resistansi yang besar, pada pemakaian Ohmmeter tipe ini harus dilakukan kalibrasi setiap mengganti faktor pengali, yaitu dengan menghubungsingkat kedua terminal.
2.      Ohmmeter tipe paralel
Tipe ini memiliki skala 0 disebelah kiri dan tipe ini cocok untuk mengukur nilai tahanan yang kecil (0-500), dalam pengukuran resistansi yang akan diukur harus dihubungkan terlebih dahulu dengan ohmmeter baru dengan batas ukurnya.

DAFTAR PERALATAN
1.      Multimeter
2.      Resistor : 47 Ohm, 470 Ohm, 4K7 Ohm, 100 Ohm, 1K Ohm & 10K Ohm.
3.      Protoboard
4.      Lead
5.      Jumper
GAMBAR RANGKAIAN





         Gambar 1           Gambar 2             Gambar 3

CARA KERJA
1.      Kami membuat rangkaian seperti pada gambar 1.
2.      Kami mengukur dengan Ohmmeter masing masing tahanan dan memasukkan hasilnya kedalam tabel 1.
3.      Kami membuat rangkaian seperti pada gambar 2.
4.      Kami mengukur dengan Ohmmeter masing masing tahanan dan memasukkan hasilnya kedalam tabel 2.
5.      Kami membuat rangkaian seperti pada gambar 3.
6.      Kami mengkur dengan Ohmmeter masing masing tahanan dan memasukkan hasilnya kedalam tabel 2.














TABEL
Resistor (Ohm)
Batas Ukur
Hasil Pengukuran (Ohm)
47
x1
45
100
x1
94
470
x10
470
1K
x100
1000
4K7
x100
4600
10K
x1K
9500



Resistor (Ohm)
Batas Ukur
Hasil (Ohm)
R1
R2
R3
Rangkaian
Ukur
Hitung
47
100
470
Seri
x100
600
609
47
470
4K7
x1K
5000
5115
100
1K
10K
x1K
10900
10594
47
100
470
Paralel
50 Ohm
28
28,581
47
470
4K7
50 Ohm
40,3
40,705
100
1K
10K
500 Ohm
83
85,153


TUJUAN
Dapat menjelaskan tentang Voltmeter dan Amperemeter.
Dapat menggunakan Voltmeter dan Amperemeter dengan benar.

DASAR TEORI
Multimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur beberapa besaran listrik, Pada dasarnya alat ini merupakan gabungan alat ukur Voltmeter, Amperemeter dan Ohmmeter.
1.      Voltmeter
Voltmeter dipasang paralel terhadap tegangan yang akan diukur, untuk pengukuran tegangan DC perlu diperhatikan polaritas alat ukur, maka penunjuk jarum bergerak kekiri, hal ini akan mengakibatkan kerusakan pada alat ukur, selain itu Voltmeter mempunyai berbagai macam skala dan batas ukur, pembacaan skala alat ukur harus disesuaikan dengan batas ukur yang digunakan, sebaiknya digunakan range yang besar dahulu, baru kemudian diperkecil hingga sesuai dengan batas ukurnya, penunjukan yang baik 2/3 dari batas ukur.

2.      Amperemeter
Pemasangan Amperemeter adalah seri terhadap beban yang akan diukur, biasanya skala Amperemeter sama dengan skala Voltmeter, dan tersedia berbagai batas ukur dan skala.


DAFTAR PERALATAN
1.      Power supply DC
2.      Multimeter
3.      Resistor : 47 Ohm, 100 Ohm, & 470 Ohm.
4.      Protoboard
5.      Lead



GAMBAR DIAGRAM








LANGKAH PERCOBAAN
1.      Kami membuat rangkaian seperti gambar diatas dengan R = 47 Ohm
2.      Kami mengatur tegangan sumber dari 2V, 4V, 6V, 8V, 10V dan kemudian kami memasukkan hasilnya kedalam tabel data.
3.      Kami melakukannya kembali seperti pada langkah 1 dan 2 dengan mengganti nilai resistansi menjadi 100 Ohm dan 470 Ohm.

TABEL EVALUASI
Tabel Data
Tegangan
Sumber
(Volt)
Batas Ukur
(Volt)
Arus (mA)
47 Ohm
Batas
Ukur
100 Ohm
Batas
Ukur
470 Ohm
Batas Ukur
2
3
34,1
150
17,5
150
11,9
15
4
12
66
150
35
150
72
15
6
12
103
150
54
150
107
15
8
12
138
150
72
150
145
15
10
12
19,5
1500
9,9
1500
19,9
150



TUJUAN
Setelah selesai percobaan kami dapat :
Menjelaskan tahanan dalam Voltmeter dan Amperemeter.
Menentukan nilai perluasan alat ukur.

DASAR TEORI
1.      Voltmeter
Voltmeter adalah alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur besaran tegangan dan idealnya mempunyai tahanan dalam tak terhingga/besar sekali.
2.      Amperemeter
Amperemeter adalah alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur besaran arus listrik dan idealnya mempunyai tahanan dalam nol/kecil.

Perluasan Batas Ukur
Perluasan batas ukur adalah menambah kemampuan alat ukur agar dapat digunakan untuk mengukur dari batas yang ada.
PBU Amperemeter yaitu dengan menambah resistor shunt (paralel) terhadap amperemeter, seperti gambar :
Nilai Resistansinya
I = Arus yang akan diukur ( I > IBU )





PBU Voltmeter yaitu dengan menambah resistor seri terhadap Voltmeter, seperti gambar :
Nilai Resistansinya
V = Tegangan yang akan diukur ( V > VBU )

DAFTAR PERALATAN
1.      Power supply DC
2.      Multimeter
3.      Resistor 100 Ohm, 1K Ohm, 100K Ohm
4.      Protoboard
5.      Lead

GAMBAR RANGKAIAN
                         Gambar 1                                                       Gambar 2

LANGKAH PERCOBAAN
1.      Kami membuat rangkaian seperti gambar 1.
2.      Kami mengatur tegangan sumber dari 2V, 4V, 6V dan memasukkan hasilnya dalam tabel 1.
3.      Kami mengatur arus sampai 15 mA, kemudian mencatat tegangan Amperemeter
4.      Dari langkah 3, kami memasang resistor 100 Ohm paralel dengan Amperemeter, kemudian mencatat tegangan Amperemeter dan menghitung tahanan dalam Amperemeter.
5.      Kami membuat rangkaian seperti gambar 2.
6.      Kami mengatur sumber dari 2V, 4V, 6V kemudian memasukkan hasilnya kedalam tabel 2, dan menghitung tahanan dalam Voltmeter.

TABEL EVALUASI
Tabel 1.           R = 1K Ohm
Tegangan
Sumber (V)
Arus
(mA)
Batas
Ukur (mA)
Tegangan
(mV)
Batas
Ukur (mV)
Tahanan dalam
Amperemeter (Ohm)
2
1,7
30
13,9
120
8,18 x 10-3
4
3,8
30
27
120
7,11 x 10-3
6
5,9
30
44,5
120
7,54 x 10-3

15
15
104,5
120
6,97 x 10-3

14
15
101,5
120
7,25 x 10-3

Tabel 2.
Tegangan
Sumber (V)
Batas
Ukur (V)
Tegangan V2
(V)
Batas
Ukur (V)
Tahaanan dalam
Voltmeter (Ohm)
2
3
1,22
3
156.410,26
4
12
2,45
3
158.0645,52
6
12
5,3
12
757.142,86




 TUJUAN
Setelah selesai percobaan kami dapat :
·         Mengukur dan menghitung nilai tahanan
·         Menghitung arus dan tegangan dengan menggunakan hukum Ohm
·         Menggambarkan karakteristik tahanan

DASAR TEORI
Tahanan adalah salah satu dari komponen yang banyak diigunakan didalam rangkaian listrik, satuan tahanan adalah Ohm, biasanya diberi tanda dengan huruf R.
Hukum Ohm menyatakan hubungan antara Tegangan (V), Arus (I) dan tahanan (R) pada rangkaian listrik adalah :

Dimana :
V = Tegangan  pada tahanan (Volt)
I = Arus yang mengalir pada tahanan (Ampere)
R = Besar nilai tahanan (Ohm)
Dalam pemakaian tahanan perlu diperhitungkan besar daya tahanan, agar daya yang diberikan tidak melebihi dari daya tahanan tersebut.

DAFTAR PERALATAN
1.      Power supply DC
2.      Multimeter
3.      Resistor 100 Ohm, 150 Ohm, 220 Ohm, 270 Ohm, 390 Ohm, 470 Ohm
4.      Protoboard
5.      Lead






DIAGRAM RANGKAIAN
                                                Gambar

LANGKAH PERCOBAAN
1.      Kami membuat rangkaian seperti gambar diatas dengan R = 100 Ohm
2.      Kami mengatur tegangan sumber dari  0V, 1V, 2V, 3V, 4V, 5V, 6V, 7V, 8V, 9V dan kemudian kami memasukkan hasilnya kedalam tabel data.
3.      Kami melakukannya kembali seperti pada langkah 1 dan 2 dengan mengganti nilai resistansi menjadi 150 Ohm, 220 Ohm, 220 Ohm, 270 Ohm, 390 Ohm dan 470 Ohm kemudian kami memasukkan hasilnya kedalam tabel data.



TUJUAN
Selesai percobaan kami dapat :
Membuktikan hukum kirchof 1 tentang arus
Membuktikan hukum kirchof 2 tentang tegangan
Menyelesaikan masalah dengan mempergunakan hukum kirchof


PENDAHULUAN
Berdasarkan hukum kirchof 1 (tentang arus) jumlah aljabar dari arus arus yang menuju sistem sama dengan jumlah aljabar arus yang meninggalkan sistem. Arah arus yang masuk ke suatu sistem diberi tanda positif sedangkan untuk arah arus yang keluar diberi tanda negatif.
Dalam hkum kirchof 2 (tentang tegangan) dinyatakan bahwa jumlah aljabar tegangan pada suatu rangkaian tertutup sama dengan nol. Polaritas dari masing masing tegangan sesuai dengan arah arus yang datang (pada tahanan).


DAFTAR PERALATAN
1.      Power supply DC
2.      Multimeter
3.      Resistor 100 Ohm, 1k Ohm, 1k2 Ohm, 1k8 Ohm
4.      Kabel penghubung












LANGKAH KERJA
1.      Kami membuat rangkaian seperti gambar dibawah ini
2.      Kami menghidupkan power supply dengan mengatur tegangan dari 3 ; 5 ; 7 Volt, kami mengukur dan membaca penunjukkan alat ukur kemudian kami mencatat datanya pada tabel.
3.      Kami membuat rangkaian seperti gambar dibawah ini
4.      Kami menghidupkan power supply dengan mengatur tegangan dari 5 ; 10 ; 15 Volt, kami mengukur dan membaca penunjukkan alat ukur kemudian kami mencatat datanya pada tabel.
5.      Kami membuat rangkaian seperti gambar dibawah ini
6.      Kami menghidupkan power supply dengan mengatur tegangan V1 dari 5 ; 10 V dan V2 dari 3 ; 10 ; 12 V, kami mengukur besar arus dan tegangan masing masing tahanan.
7.      Kami mengulangi langkah 6 dengan membalik polaritas V2
TUGAS DAN PERTANYAAN
1.      Kami membandingkan langkah 6 dan langkah 7
2.      Kami menggunakan hukum kirchof untuk menentukan arus yang mengalir di R1 dan R4 dari rangkaian dibawah ini


TUJUAN
Setelah selesai melakukan percobaan kami dapat :
·         Membuktikan Tegangan total (Vt), Tegangan jatuh pada masing masing komponen V1, V2 dan V3 serta Arus yang mengalir dalam rangkaian Seri.
·         Membuktikan Tegangan dan Arus pada masing masing Tahanan.

PENDAHULUAN
Terdapat dua macam cara untuk menghubungkan komponen satu sama lain dalam rangkaian listrik, yaitu menghubungkan secara Seri dan menghubungkan secara Paralel.

a.      HUBUNGAN SERI
Pada rangkaian Arus yang mengalir melalui setiap komponen sama, Tegangan pada masing masing resistor bergantung pada nilai resistor tersebut, jumlah Tegangan total dari ketiga Tegangan sama dengan Tegangan sumber.

Gambar : Hubungan Seri

I = I1 = I2 + I3
Vsumber = V1 + V2 + V3
Tahanan total dalam rangkaian Seri
RT = R1 + R2 + R3








b.      HUBUNGAN PARALEL
Gambar : Hubungan Paralel

Dalam rangkaian paralel, Tegangan pada masing masing komponen sama dengan Tegangan sumber.
Arus yang melalui masing masing resistor tergantung nilai resistor tersebut, Arus total yang melalui rangkaian merupakan jumlah Arus yang mengalir melalui masing masing resistor.

Vsumber = V1 = V2 = V3
I = I1 + I2 + I3     dan      =  

DAFTAR PERALATAN
1.      Power supply
2.      Multimeter
3.      Resistor 1K Ohm, 4K7 Ohm, 10K Ohm
4.      Protoboard
5.      Kabel penghubung

DIAGRAM RANGKAIAN
                 

TUGAS DAN PERTANYAAN
1.      Kami membuat rangkaian seperti gambar rangkaian 1, lalu kami melakukan pengukuran dengan mengatur Tegangan sumber 10; 12; 15 Volt dan memasukkan hasilnya pada tabel evaluasi.
2.      Kami membuat rangkaian seperti gambar rangkaian 2, lalu kami melakukan pengukuran dengan mengatur Tegangan sumber 4; 8; Volt dan memasukkan hasilnya pada tabel evaluasi .
3.      Kami menentukan nilai Tahanan total pada rangkaian dibawah ini.
R1 = R2 = R3 = R4 = R5 = 100 Ohm



















TABEL EVALUASI
Tabel 1.

VS
(V)

I
(mA)
V
R1
R2
R3
V (total)
Hitung
Ukur
Hitung
Ukur
Hitung
Ukur
Hitung
Ukur
10
0,57
0,64
0,63
2,99
2,9
6,37
6,2
10
9,73
12
0,69
0,76
0,75
3,6
3,7
7,64
7,3
12
11,75
15
0,87
0,96
0,98
4,5
4,4
9,35
9,2
15,01
14,58

Tabel 2.

VS
(V)

V
I (mA)
R1
R2
R3
I (mA)
Hitung
Ukur
Hitung
Ukur
Hitung
Ukur
Hitung
Ukur
4
4
4
3,8
0,85
0,75
0,4
0,4
5,25
4,95
8
8
8
8,2
1,7
1,7
0,8
0,8
10,5
10,7



TUJUAN
Setelah melakukan percobaan kami dapat :
1.      Menggambarkan karakteristik Arus dan Tegangan.
2.      Menggambarkan grafik :
Vout = f (x)
Rin = f (x)
I = f (x)

PENDAHULUAN
Potensiometer adalah Resistor yang dipergunakan sebagai Voltage Devider (pembagi tegangan) atau sebagai Rheostat pada rangkaian listrik.
1.      Potensiometer sebagai pembagi Tegangan
a.       Potensiometer tanpa beban

Bila Potensiometer yang dirangkai sebagai pembagi Tegangan pada kondisi tanpa beban, maka dapat kita terima bahwa Potensiometer mempunyai Tahanan dalam sebesar Tahanan dalam Power Supply.
Dalam kenyataannya rangkaian Seri R1 dan R2 dapat diubah menjadi suatu rangkaian Paralel


b.      Potensiometer dengan beban

Vo = Vs .

2.      Potensiometer sebagai Rheostat

Pada gambar rangkaian diatas, Rheostat dipakai untuk mengatur besar Arus.


DAFTAR PERALATAN
1.      Power Supply DC
2.      Multimeter
3.      Potensiometer
4.      Resistor 47 Ohm dan 100 Ohm
5.      Kabel

DIAGRAM RANGKAIAN
a.       Potensiometer sebagai pembagi Tegangan

b.      Potensiometer sebagai Rheostat






LANGKAH PERCOBAAN
1.      Kami membuat rangkaian percobaan seperti diagram rangkaian a. (potensiometer tanpa beban).
2.      Kami mengatur posisi Potensiometer (x) dari  0 - 100 %, mengukur Tegangan Keluaran (Vo), Arus rangkaian dan mencatat penunjukan alat ukur serta menghitung Tahanan dalamnya (Rin).
3.      Seperti pada langkah 1 dan kami beri beban RL1 =47 Ohm, RL2 = 100 Ohm.
4.      Kami mengatur posisi Potensiometer (x) dari 0 – 100 %, mengukur Tegangan keluaran (Vo), Arus dan mencatat penunjukan alat ukur.
5.      Kami membuat rangkaian percobaan seperti diagram b. Dan kami beri beban RL1 = 47 Ohm, RL2 = 100 Ohm, kami mengatur posisi Potensiometer (x) dari 0 – 100 %, mengukur Tegangan Keluaran (Vo), Arus dan mencatat penunjukan alat ukur.

TUGAS DAN PERTANYAAN
1.      Gambar grafik
a.       Vo = f (x) tanpa beban
b.      Vo1 = f (x) dengan beban RL1
c.       Vo2 = f (x) dengan beban RL2
d.      Rin = f (x)
e.       I = f (x) Rheostat

2.      Pada posisi mana (posisi potensiometer) beban maksimum dan minimum pada rangkaian a dan b ?











a.      Vo1=f(α) dengan beban RL1

b.      Vo1=f(α) dengan beban RL1


c.       Vo2=f(α) dengan beban RL2


n









d.      I=f(α) Rheostat




 TUJUAN
Setelah selesai melakukan percobaan, kami dapat :
1.      Menjelaskan dan menghitung tahanan dalam sumber tegangan DC (battery)
2.      Menerangkan dua batery dihubung Seri
3.      Menerangkan dua batery dihubung Paralel

PENDAHULUAN
            Sebuah batery terdiri dari beberapa cell yang dihubung Seri, untuk mendapatkan Tegangan yang lebih besar yaitu dengan menghubungkan beberapa batery dihubung Seri dan bila ingin mendapatkan Arus yang lebih besar yaitu dengan memparalelkan beberapa batery.
            Batery mempunyai kemampuan kerja terhadap waktu terbatas, kemampuan kerja ini diukur dalam satuan amper jam (Ampere-Hour = AH).
Tahanan dalam pada batery dapat dihitung dengan rumus :

DAFTAR PERALATAN
1.      Power supply (batery) 9V 2 buah
2.      Multimeter
3.      Resistor 1k2 Ohm, 1k8 Ohm, 3k3 Ohm
4.      Protoboard
5.      Kabel penghubung

LANGKAH PERCOBAAN
1.      Kami membuat rangkaian seperti gambar 1.

                                    Gambar 1.

2.      Kami mengukur sumber Tegangan pada saat saklar S terbuka.
3.      Kami mengukur Tegangan dan Arus saat saklar S terhubung.
4.      Kami mengulangi langkah 3 dengan menggunakan Tahanan yang berbeda.


5.      Kami membuat rangkaian seperti gambar 2.

                                        Gambar 2.

6.      Kami mengulangi langkah 2 sampai 4.
7.      Kami membuat rangkaian seperti gambar 3.

                                     Gambar 3.

8.      Kami mengulangi langkah 2 sampai 4.


TUGAS DAN PERTANYAAN
1.      Buatlah tabel hasil percobaan diatas !
2.      Hitung Tahanan dalam sumber Tegangan dari ketiga gambar !
3.      Apakah pengaruh Tahanan dalam sumber Tegangan yang dihubung Seri dan dihubung Paralel ?









TUJUAN
Pada akhir percobaan kami dapat :
1.      Menggambarkan karakteristik dari bermacam macam Rersistor ( NTC, LDR dan Air Ledeng )
2.      Mempergunakan Resistor dalam praktek sesuai kebutuhan

PENDAHULUAN
            Dalam praktek hampir semua rangkaian listrik mempergunakan Resistor, sedangkan Resistor mempunyai karakteristik yang berbeda beda, dalam prakteknya Rersistor dipergunakan sesuai dengan kebutuhan, misalkan Resistor NTC dipergunakan untuk mengamankan terhadap panas pada Transistor ( Rangkaian Amplifier ).
Hubungan antara Tahanan, Temperatur, Arus listrik dan Tegangan adalah sebagai berikut :
Untuk NTC, α = -
 = Nilai Tahanan pada temperatur akhir (Ohm)
 = Nilai Tahanan pada temperatur awal (Ohm)
 = Temperatur akhir
 = Temperatur awal
α = Koefisien temperatur Resistor

DAFTAR PERALATAN
1.      Power Supply 0 – 40 V
2.      Multimeter
3.      Resistor : NTC, LDR, 100 Ohm dan Air
4.      Kabel penghubung
5.      Lux meter
6.      Termometer
7.      Lampu pijar
8.      Power Supply AC

DIAGRAM RANGKAIAN










LANGKAH PERCOBAAN
1.      Kami membuat rangkaian seperti gambar 1 (NTC), dan memberi Tegangan 5 V, dengan menggunakan pemanas Termometer, kemudian kami mencatat penunjukkan alat ukur terhadap perubahan suhu.
2.      Kami membuat rangkaian seperti gambar 2 (LDR), dan memberi Tegangan 5 V, dengan menggunakan pemanas Termometer, kemudian kami memcatat penunjukkan alat ukur terhadap perubahan Intensitas cahaya.
3.      Kami membuat rangkaian seperti gambar 2 (LDR), dan memberi Tegangan 5 V, dengan menggunakan pemanas Termometer, kemudian kami memcatat penunjukkan alat ukur terhadap perubahan Tahanan pada Air


Tabel 1 (NTC)
Tabel 2 (LDR)
Temperatur
(áµ’C)
I
V
VS
LUX
V
I (mA)
(mA)
(Volt)
H
U
H
U
90
21,75
3,2



 5V

50
4,6
4,7
 0,1
0,085
85
20,5
3,4
100
4,2
4,4
 0,15
0,15
80
19,3
3,5
150
3,9
4,6
 0,2
0,25
75
18
3,6
200
 3,6
4,3
 0,22
0,27
70
16,6
3,78
250
 3,3
4
 0,25
0,31
65
15,5
3,8
300
 3,1
3,9
 0,35
0,34
60
13,5
4
350
 3
3,8
 0,40
0,37
55
12,7
4,18
400
 2,8
3,62
 0,47
0,41
50
11,25
4,25
450
 2,6
3,5
 0,48
0,45
45
9,7
4,4
500
 2,5
3,4
 0,50
0,49
40
8,25
4,6




35
6,5
4,79

30
3,8
5


Tabel 3 (Air Ledeng)
VS
R1, 2
R1, 3
I (mA)
V (Volt)
I (mA)
V (Volt)
(Volt)
H
U
H
U
H
U
H
U
0
 0
0
0
 0
0
0
3
 1,2
0,35
 3
3
 0,6
0,225
 3
3
6
 2,4
1,1
 6
5,9
 1,2
0,625
 6
6
9
 3,6
2,175
 9
8,8
 1,8
1,15
 9
9
12
 4,8
3,25
 12
11,8
 2,4
1,575
 12
12
15
 6
4,15
 15
14,7
 3
2,25
 15
15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar